KAJIAN SENI RUPA ANAK
Konsep
Pengertian, Fungsi, Ruang Lingkup dan
Jenis Karya Seni Rupa Anak
Dosen
pengampu :
Drs Petrus C. Ismiyanto, MPd.
NIP. 195312021986011001
Disususn
oleh :
Dwi
Endah Ciswiyati
2401414054
Jurusan
Seni Rupa
Fakultas
Bahasa dan Seni
Universitas
Negeri Semarang
2017
1.1.
PENGERTIAN SENI RUPA ANAK
Menurut
Hajar Parmadi Keterampilan seni rupa adalah menciptakan sesuatu bentuk baru dan
mengubah fungsi bentuk. Kegiatan ini sering dilakukan oleh anak-anak pada usia
dini karena sifat keingintahuan. Anak memperlakukan selembar kertas kosong
sebagai teman bicara, diajak berbicara terlebih dahulu kemudian baru menggambar.
Gambar tersebut kadang tidak berwujud figuratif, tetapi juga bisa berupa
coretan garis. Menggambar dikerjakan dengan berlari, berhenti sejenak kemudian
bercerita dan dilanjutkan lagi dengan menggoreskan benda tajam. Sembari
mengambil alat permainan yang sudah ditata rapi dari almari, alat tersebut
disebar diletakkan di sembarang tempat, inilah kegiatan bermain.
Menurut
Bastomi (2012:45) Bagi anak kecil adalah yang penting mewujudkan fantasi yang
meluap- luap dari apa yang pernah difikir, dirasa dan dialami. Fantasi
anak-anak diwujudkan dalam berbagai cara menurut kecakapan dan kemampuan mereka
masing-masing. Daya cipta fantasi ini
muncul lagi dalam wujud dan bentuk yang banyak sekali macamnya, tidak
memperdulikan benar atau salah serta tidak memperdulikan kenyataan. Selain itu
pemakaian warna cenderung menyukai wara mencolok dan panas, sesuai dengan sifat
anak-anak yang selalu bergerak dinamis.
Menurut
Victor Lowenfeld ( dalam Bastomi : 2014) apa yang digambar anak adalah
pengalaman sendiri yang bersifat subjektif dan itu merupakan sesuatu yang
sangat penting bagi anak.
Menurut
John Dewey (dalam Bastomi : 2014) gambar anak-anak memberikan suatu catatan
yang baik sekali kepada kita untuk sesuatu hal, khususnya yang berkaitan dengan
jiwa atau emosional bagi anak.
Proses menggambar dan
mewarnai anak- anak
Menurut
hans Hochreutener (dalam Bastomi : 2014) bagi anak berkenalan dengan warna
mempunyai pengaruh besar sekali atas perkembangan perasaannya. Warna dapat
merangsang daya cipta dan dapat menggerakan jiwa anak-anak. Hanya dengan
berbagai macamwarnalah anak anak dapat memperoleh pengalaman tentang keindahan
warna. Warna-warna yang baik untuk keperluan menggambar bagi anak-anak adalah
kapur warna yang disebu kapur pastel atau cat air. Biarkanlah anak-anak
menyiapkan wana untuk kepentingan mereka sendiri.
Pengalaman
berseni rupa bagi anak merupakan bagian dari kehidupannya. Melalui kegiatan
berseni rupa, anak mengenal olah pikir, olah rasa, dan olah tangan sebagai
lahan bermain yang harmonis (Affandi, 2004:2). Dalam bermain anak menemukan kebebasan dan
kegembiraan. Salah satu kegiatan berseni rupa yang disukai anak adalah
menggambar.
Secara
khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah (Yuliani Nurani Sujiono, 2009:
42 – 43): Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta
mencintai sesamanya, Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan
motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik,
Anak
mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi
secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar, Anak mampu
berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan
hubungan sebab akibat, Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social,
peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu
mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri, Anak memiliki kepekaan
terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif.
Daftar
Pustaka
Bastomi,
Suwaji.2012. Sejarah Seni Rupa Indonesia:Prasejarah Hindu Islam.Semarang:UNNES
Press
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta:PT Indeks.
Bastomi,
Suwaji.2014.Apresiasi Kreaif: Kumpulan Makalah Tahun Delapan uluhan
.Semarang:UNNES Press
Pamadhi,
Hajar dkk. 2011. Pendidikan Seni di SD. Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
1.2.
FUNGSI SENI RUPA ANAK
Haksel
(1979) berpendapat bahwa Pendidikan Usia Dini amat tidak efektif atau kurang
sempurna tanpa adanya musik, rupa, gerak dan drama. Secara umum pendidikan seni
anak TK memiliki 4 fungsi utama yaitu :
1)
Fungsi Ekspresi
Anak usia dini atau TK mendapatkan
kesempatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan secara bebas diungkapkan dalam
bentuk bunyi, rupa, gerak, dan bahasa atau dapat dikombinasikan sesuai anak
mengeksplorasi ungkapannya.
2)
Fungsi Komunikasi
Anak dapat menyampaikan pesan melalui
bunyi, rupa, gerak, dan bahasa. Melalui seni memperkenalkan bahasa simbol pada
anak.
3)
Fungsi Pengembangan Bakat
Anak dilahirkan sudah mempunyai kemampuan
tersendiri, missal bernyanyi, menggambar, dan ketika sudah pada saatnya anak
akan dibantu mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam jenjang pendidikan.
4)
Fungsi Kreativitas
Sebagian besar anak suka bereksplorasi
dengan lingkungan sekitarnya, imajinasi anak mulai terasah ketika mendapatkan
benda-benda yang menarik. Kreatif tidak hanya menciptakan dari yang tidak ada
menjadi ada, tetapi mengubah yang telah ada menjadi model baru yang lama dengan
melakukan improvisasi.
Menurut
Catur Budi (2012:4) di jelaskan fungsi seni rupa anak berfungsi sebagai :
a.
Media Ekspresi
b.
Media Komunikasi
c.
Media Pengembangan Bakat
d.
Media Pendidikan
Hakikat
Hajar Pamadi (2012 : 157-168) Hakekat seni rupa bagi anak TK ada 4 macam
sebagai berikut :
1) Seni sebagai Bahasa
Perilaku
anak tidak dapat lepas dari kegiatan kesenian, karena dari sini setiap anak dapat
mengungkapkan ide gagasan, imajinasi, sebuah peristiwa yang pernah terjadi
melalui karya seni misal melukis, menggambar, menyanyi, dan tari. Kegiatan ini
sebagai sarana komunikasi anak secara visual. Dalam proses berkarya seni,
pikiran dan perasaan anak akan bercampur secara aktif. Anak usia dini atau TK
belum dapat membedakan makan berfikir dan merasakan semuanya masih menyatu
dalam kegiatan yang bersifat refleksi.
Viktor
Lowenfeld dan Lambert Britain (dalam Hajar Pamadi: 2011) adalah ……”pernah
mengutarakan bahwa karya seni anak ini mempunyai jangkuan pikiran yang sangat
komprehensif, sering cara menyimbolkan ide dan gagasan serta perasaan anak yang
tidak dimengerti oleh orang dewasa tidak direspon secara positif, sehingga anak
kendur dalam mengembangkannya”.
2) Seni Membantu
Pertumbuhan Mental
Bentuk
yang dirasakan, dibayangkan, dan dipikirkan oleh seorang anak dalam bentuk
karya seni, bentuk semacam ini hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental
anak. Pandangan humanistik perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dan faktor internal. Keduanya berjalan saling mempengaruhi secara seimbang.
Ketika berkarya seni, anak akan dikoordinasi oleh otak. Otak akan bekerja
sendiri karena ada dorongan dari mata. Dilts (deporter et al.,1999: 68) adalah
“Gerakan mata selama belajar dan berfikir tenkat pada modalitas visual,
auditonal, dan kinestetik. Dengan kata lain, mata bergerak menurut cara otak
mengakses informasi’. Pembelajaran karya seni rupa adalah belajar memahami
sekeliling melalui latihan daya ingat. Kerja otak dapat menyimpan dan
menciptakan citra visual dan kinerja mata bergerak ke informasi yang tersimpan
untuk diciptakan.
3) Nilai Korelasi
Pelajaran Seni Membantu Terhadap Bidang Yang Lain
Mendidik
anak kita harus dapat mengembangkan kecerdasan majemuk. Kecerdasan akan
disisipkan dalam mata pelajaran agar semua berkembang secara beriringan
berdasarkan kemampuan anak. Anak harus mampu menangkap semua obyek dengan
menelaah secara komperhensif semua mata pelajaran dan dapat dituangkan dalam
karya seni menggambar atau melukis. Kegiatan mentransfer bentuk, peristiwa atau
sebuah nilai obyek diubah menjadi gambar, sedangkan kegiatan mengamati obyek
benda disekitar kita tentang perilaku manusia, proses ini disebut transfer.
Peristiwa belajar seni dapat melatih kreativitas, kecakapan dapat digunakan
dalam memecahkan masalah dalam materi dengan keuletannya dapat mempermudah
untuk memecahkan masalah.
4) Seni sebagai Media
Bermain
Manusia
tidak akan lepas dalam bermain, karena melalui bermain pengalaman yang didapat
begitu luas, mulai berimajinasi, pikiran dan perasaan anak bergerak untuk
bereksplorasi dengan alam sekitar. Bermain sebagai modal untuk melatih
imajinasi, pikiran, dan perasaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Pamadhi, Hajar dkk. 2011. Pendidikan Seni di SD. Edisi
1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Budi, Catur. 2012. Konsep Dasar Seni Rupa Sd.Surakarta:UMS Press
1.3.
RUANG LINGKUP SENI RUPA ANAK
1.3.1
KREASI
Menurut
Herbert Read (dalam Bastomi, Suwaji : 2014) Kreasi mempunyai pengertian untuk
menyatakan sesuatu yang belum tidak berwujud atau tidak ada , maksudnya
merupakan hasil nyata (visual) yang sebelumnya tidak terlihat maupun sebelumnya
tidak pernah disebut adanya.
Menurut
Bastomi (2014:8-9) bagi anak menggambar atau melukis adalah kreativitas anak. Kemudian
kemapuan anak dalam membentuk suatu ide terbatas pada tingkat umur anak. Ide
tidak terbentuk atas persepsi visual , tetapi karena dorongan dari dalam yang
sejalan dengan pertumbuhannya.
Menggambar
yang dilakukan anak semata-mata adalah ungkapan dari ekspresi dan imajinasi
dari sisi emosionalnya. Gambar anak dapat disebut dengan gambar ekspresi karena
gambar yang dibuat dan diajarkan di sekolah bertujuan untuk melatih ekspresi
kreatifnya. Ekspresi adalah pencerminan atau pengungkapan emosi danperasaan
melalui kegiatan menggambar dan melukis. Menggambar ekspresi adalah kegiatan
pengungkapan emosi dan perasaan yang timbul akibat pengalamanpengalaman dari
luar ke atas bidang gambar (Dharmawan dalam Sumanto, 2006:70).
Dan
dari perkembangan tubuh, ada beberapa hal yang mempengaruhi penglihatan anak
dalam berkarya seni rupa . Dalam kreasi pengaruh tersebut diungkapkan Pamadhi
(2008:26) jika dilihat dari sudut perkembangan tubuh, penglihatan anak adalah:
(1) Parsial, artinya
anak masih belum dapat melihat secara jelas bahwa bagian-bagian dari objek
mempunyai hubungan satu dengan yang lain.
(2) Dipengaruhi
egosentrisme, yaitu rasa keakuannya masih tinggi sehingga yang diiamati adalah
sesuatu dari objek yang dia senangi. Dengan demikian apa yang diamati anak
hanya sebagian dari objek yang menarik perhatiannya.
(3) Gerak fisiologis
tangan dan koordinasi dengan otak belum seimbang. Kadang pikiran anak telah
mampu menjangkau bentuk objek secara rinci dan dianggap menarik perhatiannya,
namun di sisi lain keterampilan untuk menyatakan objek belum dimiliki anak.
(4) Pikiran atau perasaan lebih cepat
bertindak dari pada tangannya, sehingga anak menjadi kebingungan untuk
menyatakan bentuk objek.
(5) Gaya anak mungkin
berbeda dengan yang lain. Dalam perkembangan pikiran, gambaran yang telah
terjadi sebelumnya, berubah menjadi persepsi. Persepsi ini kemudian berkembang
terus menjadi dorongan bentuk objek dengan mengasosiasikan (menghubungkan dan
menyamakan) dengan objek sebelumnya.
1.3.1.
APRESIASI
Penghayatan
dan penghargaan yang berupa proses kegiatan yang dilakukan seseorang secara
sadar dan tanpa prasangka. Apresiasi adalah kemauan , keinginan seseorang untuk
bisa menerima nilai ( Suwaji Bastomi,
2014:147). Kegiatan menghayati dan menghargai (pengamatan) nilai yang terdapat
pada hasil karya itu tersebut yang disebut apresiasi.
Sensitifitas
anak dalam mengapresiasi dianggap penting , maka anak harus diolah dan
ditanamkan kepekaan rasanya dakam menanggapi sesuatu. Dan semua pengetahuan
pengalaman yang menumbuhkan sensitifitas anak merupakan pengalaman dan
pegetahuan pribadi na itu sendiri yang berbeda tiap anak.
Menurut
Suwaji Bastomi (2014:24) dalam praktik dunia seni rupa dapat bertumpu pada dua
aspek salah satunya tumpuan apresiatif yang dalam pelaksanaannya dapat
menimbulkan atau mengungkapkan imajinasi dan emosi anak . media untuk keperluan
ini dapat diambil dari reproduksi lukisan kenamaan atau karya anak-anak
sendiri. Sehingga merangsang adanya komunikasi akan nilai-nilai estetis dengan
pribadi anak karena berhubungan dengan pertumbuhan emosi dan sensitivitas anak
Apresiasi
dianggap sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala
permasalahannya serta terjadi lebih peka akan nilai-nilai estetika yang
terkandung di dalamnya. Hal ini ditegaskan oleh Soedarso (1990:77) bahwa
apresiasi adalah: “Mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil
seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu
menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya.” Sementara itu Rollo May
(Alisyahbana, 1983:81) menambahkan bahwa berapresiasi terhadap suatu kreasi
baru atau hasil seni juga merupakan suatu tindakan kreatif.
Aspek
apresiatif dapat dipahami sebagai domain afektif sekaligus kognitif. Karena
seorang (siswa) yang melakukan apresiasi secara benar haruslah memiliki
sejumlah modal pengetahuan.
(Syafii,2010:8)
Apresiasi
anak merupakan hasil aspek-aspek afektif dan kognitif anak dalam megiolah
pengalaman dan pengetahuannya yang dapat membuat anak dapat berperilaku dan
bersikap lebih baik dalam menghadapi sesuatu karena didukung oleh daya kepekaan
rasa dan daya sensitifitas yang tinggi.
Daftar
Pustaka
Bastomi,
Suwaji.2014.Apresiasi Kreaif: Kumpulan Makalah Tahun Delapan uluhan .Semarang:UNNES
Press
Syafii,
2010. Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa. Semarang:Unnes
1.4. JENIS – JENIS KARYA SENI RUPA ANAK
Secara garis besar jenis-jenis bahasa
rupa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk, zaman, dan sifat. (Taswadi,
2000, 3). Sedangkan menurut Hajar
Parmadi Karya anak berupa karya dua dan tiga dimensi, masing-masing digunakan
untuk mewujudkan gagasan dan pikirannya serta perasaannya. Karya dua dimensi
adalah karya rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar serta karya tiga
dimensi adalah karya yang mempunyai ruang dan berukuran panjang – lebar –
tinggi. Semua karya ini digunakan sebagai media berkomunikasi alat bermain,
berimajinasi, bercerita dengan orang lain.
Menurut Hajar
Parmadi Dimensi adalah tampilan dan ujud seni rupa berbentuk
dua dimensi dan tiga dimensi. Arti
dimensi atau matra adalah ukuran. Seni rupa dua dimensi mempunyai ukuran
panjang kali lebar atau luas. Ukuran ini untuk melihat sisi depan dan sisi belakang. Sedangkan, seni rupa
tiga dimensi mempunyai ukuran panjang kali
lebar kali tinggi atau dengan atas atau bawah ber-ruang (isi, volume). Contoh seni rupa dua dimensi adalah
lukisan, gambar dan lain-lain. Sedangkan
seni rupa tiga dimensi adalah seni bangun, patung, keranjang dan lain-lain
Jenis karya seni rupa anak-anak antara lain :
1. Menggambar
Kegiatan
coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak sangat
menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang
diberikan anak akan termotivasi membuat gambar. Kegiatan menggambar merupakan
salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau
perasaan-perasaanya.
Pertama,
tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun.
Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga
coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang
kusut.Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali.
Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan
dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang,
kemudian lingkaran-lingkaran.
Tahap
ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih
luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun
sudah lebih. Tujuan menggambar bagi anak:
1.Mengembangkan
kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri
2.Mengembangkan
daya kreativitas
3.Mengembangkan
kemampuan berbahasa
4.Mengembangkan
citra diri anak
2. Finger Painting
(Lukisan Jari)
Pada kesempatan kali ini, kita akan
mempelajari salah satu kegiatan di area seni yaitu kegiatan melukis dengan jari
tangan atau bisa dikenal dengan nama finger painting.
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a.Dapat melatih motorik halus pada anak
yang melibatkan gerak otot-otot kecil dan kematangan syaraf.
b.Mengenal konsep warna primer (merah,
kuning, biru). Dari warna-warna yang terang kita dapat mengetahui kondisi emosi
anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi mereka.
c.Mengenalkan konsep pencampuran warna
primer, sehingga menjadi warna yang sekunder dan tersier.
d.Mengendalkan estetika keindahan warna.
e.Melatih imajinasi dan kreatifitas
anak.
Ada beberapa metode atau cara dalam
kegiatan finger painting : a.Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu),
dan b.Menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)
3. Melukis
Salah
satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga
mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar
melukis.
Anak-anak
membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat
dan lucu. Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar
bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkan ide-ide.
4. Membentuk
Arti
kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan.
Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam
bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang
dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah
liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya.
Teknik
membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya : a. Membutsir, b. Memahat, c. Cor
(Menuang), dan d. Merakit.
5. Mencetak
Mencetak
adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik
tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak
copy, dan cetak dengan pintu out.
Mencetak
dapat dilakukan anak diberbagai usia, dimulai dari anak berusia 5 tahun.
Kadang-kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya sendiri.
6. Menjiplak
Sebelum
membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk menjiplak. Mereka
cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan dengan
krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan gambarannya.
Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan menggunakannya dengan
banyak cara.
7. Kolase
Kolase
dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam bahan
pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelasbiasanya memilih dan
mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu
meletakkannya di tempat yang mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka
dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk.
Ada beberapa macam kolase yaitu: a.Kolase dengan kertas dan kain, dan b.Kolase
dengan tekstur
8. 3M (Menggunting,
Menempel, Melipat)
Karya
rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk
tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.
Daftar pustaka
Budi,
Catur. 2012. Konsep Dasar Seni Rupa Sd.Surakarta:UMS
Press
Pamadhi, Hajar dkk. 2011. Pendidikan Seni di
SD. Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar