Jumat, 04 Agustus 2017

ANALISIS BATIK SEMEN RAMA


  ANALISIS BATIK SEMEN RAMA
Oleh : Dwi Endah


Motif Semen Rama menurut S.K. Sewan Susanto (1973: 235), kata ”Semen” berasal dari kata ”Semi” yang berarti ”tumbuhnya bagian dari tanaman”. Pada motif batik yang tergolong motif semen selalu terdapat ornamen yang menggambarkan tumbuhan atau tanaman. Sedangkan kata ”Rama” memiliki hubungan dengan hubungan dengan cerita Ramayana.
Asal mula hadirnya pola semen berawal pada saat pemerintahan Sunan Paku Buwono IV (1787-1816) di saat beliau mengangkat putera mahkota sebagai calon penggantinya. Beliau menciptakan pola tersebut guna mengingatkan puteranya kepada perilaku dan watak seorang penguasa seperti wejangan yang diberikan oleh Prabu Rama kepada Raden Gunawan Wibisana saat akan menjadi raja. Wejangan tersebut dikenal dengan sebutan Hasta Brata.
Batik Semen Rama sebagai karya seni secara esensi merupakan ajaran yang ditujukan dan diisyaratkan kepada raja atau pemimpin rakyat, yang disimbolkan dalam ornamen dampar sebagai lambang kekuasaan (Sewan Susanto 1980:235). Motif selingan berupa garis geometrik yang dipadu dengan motif lung-lungan merupakan elemen pengisi, sebagai bagian dari tata susun batik sekaligus untuk membentuk keseimbangan komposisi. Secara keseluruhan memberikan satu-kesatuan (unity) pola susunan batik. motif isen ataupun diri dari cecek yang dipadu dengan garis yang diterapkan pada motif pokok ataupun pada selingan merupakan variasi untuk memberikan rasa indah pada batik.
Batik Semen Rama sesuai catatan Sewan Susanto merupakan simbol dari ajaran Asthabrata yang diungkapkan dengan lakon pewayangan kekawin Ramawijaya. Ajaran tersebut dituturkan oleh Ramawijaya ketika memberi wejangan terhadap Barata ketika dikukuhkan sebagai raja Hastinapura dan terhadap Wibisana ketika dikukuhkan sebagai raja Alengkadiraja, kemudian ajaran astabrata disimbolkan dalam polabatik yang terdiri 8 (asta) dan 1 sebagai subjek, brata (watak, sifat).
Astabrata dieja Hastabrata artinya delapan watak atau sifat kepemimpinan, di dalam batik dilukiskan 9 motif utama. Motif dalam batik Semen rama merupakan simbolis yang mempunyai makna ajaran tentang sikap yang ideal yang seharusnya seorang pemimpin. Seseorang pemimpin yang memenuhi dan memiliki 8 sifat pemimpim yang disimbolkan dalam motif batik Semen Rama. Hastabrata merupakanajaran keutamaan yang mencerminkan ekspresi budaya jawa. Pandangan tersebut mengandung wacana falsafah tentang potret seorang pemimpin yang bijaksana yang mementingkan kepentingan jagad (negara) di atas kepentingan pribadi (keutamaan), kemudian pandangan/ajaran tersebut dilukiskan dalam motif Semen Rama
Visualisasi dari unsur motif pokok Semen Rama yang terdiri atas delapan unsur, diduga memiliki korelasi dengan delapan butir isi ajaran Asthabrata, yang termuat dalam Serat Rama Pupuh LXXVII Pangkur: 19-35.
a. Ornamen Meru, melambangkan tanah atau bumi, atau gunung tempat para dewa. Motif Meru dengan Hyang Yama
b. Ornamen Lidah-api/ Agnibrata, melambangkan api, agni, geni, atau Dewa Api, Batara Brahma, lambang yang sakti untuk menumpas angkara murka dan melindungi yang lemah. Lidah api digambarkan sebagai cemukiran. Motif Lidah Api dengan Hyang Brama.
c. Ornamen Baito/ Barunabrata atau kapal laut, barang yang bergerak di air, dapat dianggap lambang dari pada air atau banyu. Pada motif yang lain air ini digambarkan dengan binatang-binatang yang hidup dalam air, seperti katak, ular, atau siput dsb. Biasanya dilambangkan dalam bentuk naga atau yang berhubungan dengan air sebagai ajaran welas asih atau mudah memaafkan kesalahan.
d. Ornamen Burung / Bayubrata, lambang dunia atas, atau udara. Motif Burung dengan Hyang Bayu,  dilambangkan dalam bentuk iber-iberan atau burung sebagai ajaran mengenai keluhuran atau kedudukan tinggi yang tidak menonjolkan kekuasaan.
e. Ornamen Garud/ Suryabrata atau Rajawali, lambang matahari dan tata surya. Motif Garuda dengan Hyang Surya, dilambangkan bentuk garuda sebagai ajaran keteguhan hati dan tidak setengah-setengah dalam mengambil keputusan
f. Ornamen Pusaka/ Danababrata, atau Tombak Keraton digambarkan sebagai tombak, dan pusaka mempunyai makna semacam daru atau wahyu dengan makna memberikan penghargaan atau anugerah kepada rakyatnya.yaitu semacam cahaya gemerlapan, lambang kegembiraan dan ketenangan. Motif Pusaka dengan Hyang Kuwera
g. Ornamen Dampar /Yamabrata atau Takhta atau Singgasana, lambang suatu kekuasaan, kekuasaan yang adil dan pelindung rakyat. Takhta adalah tempat duduk Raja. Raja adalah seseorang yang mempunyai makna atau wahyu, sebagai penjelmaan dewa, maka Raja dianggap mempunyai kesaktian. Motif Bangunan atau Perahu dengan Hyang Baruna, dilambangkan dalam bentuk gunung atau awan atau sesuatu yang tinggi sebagai ajaran untuk bersifat adil kepada sesama.
h. Ornamen Binatang/ Sasibrata yang hidup di darat, beberapa di antaranya dianggap binatang yang keramat, seperti Sapi dan Banteng. Pada paham triloka, binatang darat itu melambangkan dunia tengah atau arcapada, madya-pada. Binatang dianggap pula sebagai penjelmaan dewa Wisnu. Dunia tengah ini dilambangkan pula dengan pohon Hayat, atau tumbuh-tumbuhan. Motif Binatang dengan Hyang Candra dilambangkan dalam bentuk bintang sebagai ajaran untuk memberikan penerangan bagi mereka yang sedang kegelapan.
i. Ornamen Pohon Hayat/ Indrabrata, Pohon Hayat juga melambangkan dunia tengah. Di dalam seni wayang kulit Pohon Hayat digambarkan sebagai gunungan. Motif Pohon Hayat dengan Hyang Éndra, dilambangkan dengan bentuk tumbuhan atau hayat, maknanya adalah ajaran tentang darma untuk memberikan kemakmuran dan melindungi bumi.
Pola batik Semen Rama (Ramawijaya) merupakan pengulangan dari motif utama, termasuk pohon hayat salah satu motif utamanya. Tata susun pola batik semen rama, merupakan paduan motif yang terdiri dari pohon hayat, di samping kanan dan kiri sepasang motif-motif garuda, dibawah pohon hayat terdapat sepasang motif baito atau perahu, dan dibawahnya terdapat sepasang motif binatang darat.
Di atas pohon hayat terdapat motif meru, disamping kanan dan kiri motif meru terdapat sepasang motif dampar dan motif baito. Secara keseluruhan motif pohon hayat dikelilingi motif meru, motif binatang darat, motif binatang air, motif binatang yang hidup di atas (udara), motif baito,motif bangunan dan motif damparan, dan motif pusaka.
Motif batik merupakan gambaran kombinasi antara garis,bentuk dan isen- isen menjadi satu kesatuan yang harmonis dan utuh. Secara garis besar penggolongan motif batik dibagi menjadi dua kelompok besar; pertama motif batik geometris, kedua motif batik non geometris.
Motif batik non geometris meliputi; motif batik banji, ganggong, ceplok, nitik,kawung dan lereng atau parang. Motif batik non geometris meliputi; motif batik semen ornamen tumbuhan, binatang dan lar-laran (sayap). Sedangkan motif semen termasuk golongan non-geometris, kata semen berasal dari kata semi atau semaian tumbuh-tumbuhan.

Daftar Pustaka
Susanto, Sewan. 1973. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta : Balai Penelitian Batik dan Kerajinan
Krisnawati, Maria. 2014, TEKNOBUGA Volume 1 No.2
http://batikdan.blogspot.co.id/2011/06/batik-semen-rama.html
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=32996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI SEUTUHNYA

Seutuhnya Terlahir dengan ego Kemudi menuju harapan Penuh kesengsaraan nestapa Hanya, hanya dan hanya untuk dirimu sendiri ...