Jumat, 04 Agustus 2017

Konsep dan Jenis Media Karya Seni Rupa Anak



KAJIAN SENI RUPA ANAK
Konsep dan Jenis Media Karya Seni Rupa Anak

Dosen pengampu :
Drs Petrus C. Ismiyanto, MPd.
NIP. 195312021986011001

Disususn oleh :
Dwi Endah Ciswiyati
2401414054

Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2017
3.1. KONSEP MEDIA SENI RUPA ANAK
Menurut Susanto ( 2011:255) medium adalah bentuk tunggal dari kata “ media” yang berarti perantara atau penengah. Biasa dipakai untuk menyebut berbagai hal yang berhubungan dengan bahan (termasuk alat dan teknik) yang dipakai dalam berkarya seni. Jadi Media identik dengan alat , bahan dan teknik.
Media berasal dari kata medium yang artinya tengah. Medium dalam konteks ilmu bahan berarti bahan pengikat, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat bahan lain agar menjadi satu (Rondhi 2002: 22).
Menurut Hajar Parmadi Ragam atau corak adalah sesuatu yang menjadi ciri khas gambar. Gambar anak juga mempunyai ragam dan gaya yang khas. Beberapa ahli memberi keterangan, bahwa ragam anak tidak dapat diketahui jumlahnya. Sebanyak anak yang ada adalah sebanyak itu pula ragam gambarnya. Namun demikian ragam gambar anak itu tergantung pada beberapa hal:
(a) Medium atau bahan yang digunakan untuk berkarya,
(b) Cara mengungkapkan yang khas anak sesuai dengan usia perkembangannya,
(c) Pengaruh internal dari keluarga sebagai faktor turunan, namun hal yang terakhir ini belum semuanya para ahli menerimanya.
 Faktor terakhir ini juga merupakan faktor yang tidak mutlak. Menggambar adalah usaha untuk mengutarakan pendapat, jika pada suatu saat anak sulit mengutarakan pendapat, maka anak akan merasa pekerjaan dan perasaannya belum tuntas. Pada kesempatan ini dibahas tentang faktor bahan atau media sangat menentukan kelancaran menggambar; bagi anak-anak yang tidak menguasai bahan atau medium untuk berkarya seni rupa akan mengalami keterlambatan. Keterlambatan menguasai bahan dan peralatan biasanya mempengaruhi kelancaran mengutarakan pendapat. Di samping itu, melalui pemahaman mengenai medium tersebut akan memunculkan ragam karya yang dihasilkan.
a. Karya tersebut sebagai karya murni hanya digunakan untuk mengutarakan;
b. Karya terapan yaitu karya gambar atau bentuk yang dan berfungsi praktis;
c. Karya modifikasi yang berguna untuk mengganti objek asli ketika berekspresi tidak ada dalam lingkungan anak.
Menurut Rondhi (2002: 25) karya seni rupa dibuat dari berbagai bahan, alat, dan teknik tertentu. Bahan adalah material yang diolah atau diubah sehingga menjadi barang yang kemudian disebut karya seni. Alat adalah perkakas untuk mengerjakan sesuatu yaitu material. Dan teknik adalah cara yang digunakan dalam memanipulasi bahan dengan alat tertentu.
Menurut Haryanto (2007: 2) secara umum media terbagi menjadi media desain, yaitu pengetahuan tentang bahan, alat, dan proses dalam desain dan produk desain; media komunikasi yaitu mengenai bahan, alat, dan proses dalam komunikasi dan jenis produknya; dan media seni rupa yaitu tentang pengetahuan bahan, alat, dan proses atau teknik dalam seni rupa dan jenis produk seni rupa.
Sedangkan menurut Sunaryo (2010: 29) media ialah alat dan bahan, serta perlengkapan yang biasa digunakan untuk memproduksi karya seni rupa, termasuk cara menggunakannya. Rossi (dalam Sanjaya, 2006: 163) mengemukakan bahwa media adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dicapai untuk tujuan pendidikan. Media dalam pengertian seni rupa berbeda dengan media dalam pengertian sebagai alat komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA
  Susanto,Mikke . 2011. Diksi Rupa : Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa Baru . Yogjakarta:DictiArt Lab & Djagat Art House
Haryanto. 2007. “Media, Seni Rupa, Desain, dan Craft”. Handout Mata Kuliah Media Seni Rupa. Jurusan Seni Rupa. UNNES.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rondhi, Moh dan Anton Sumartono. 2002. Paparan Perkuliahan mahasiswa: Tinjauan Seni Rupa I. Semarang: Unnes Press.
Bastomi, Suwaji.2012. Sejarah Seni Rupa Indonesia:Prasejarah Hindu Islam.Semarang:UNNES Press
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:PT Indeks.
Bastomi, Suwaji.2014.Apresiasi Kreaif: Kumpulan Makalah Tahun Delapan Puluhan .Semarang:UNNES Press
3.2.JENIS – JENIS MEDIA BERKARYA SENI RUPA ANAK
Menurut Bastomi (2003: 92) setiap bahan memiliki sifat khusus yang menjadi karakteristiknya. Karakterisitik bahan ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu : 1)Keindahan yang terkandung didalam bahan. Setiap bahan memiliki keindahan sendiri, terutama pada warna. Warna asli yang ada dalam bahan banyak mempengaruhi keindahan hasil karya seni. 2)Tekstur, barik, atau kesan permukaan bahan. Tekstur itu sendiri dapat ditentukan oleh warna. Deretan warna bergelombang dapat memberi kesan permukaan yang tidak rata, sedangkan warna polos cenderung memberi kesan permukaan rata. 3)Keras dan lunaknya bahan. Bahan yang keras memberi kesan berat, dan bahan yang lunak memberi kesan ringan. Topeng yang terbuat dari besi akan terkesan keras daripada topeng yang terbuat dari karet.

Pada dasarnya, bahan yang digunakan untuk berkarya seni pada anak sangat banyak tergantung dari kemampuan dalam memilihnya. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari alam lingkungan atau dari toko yang sudah menjual bahan-bahan praktis, bahkan dapat pula menggunakan bahan-bahan limbah atau daur ulang.
Bahan merupakan material yang diolah atau diubah sehingga menjadi barang yang disebut dengan karya seni (Rondhi, 2002: 25). Dalam pembuatan karya seni digunakan media konvensional dan media nonkonvensional. Media konvensional merupakan media yang biasa digunakan dalam membuat karya seni rupa, seperti crayon, cat air, kanvas, kertas dan lain sebagainya. Sedangkan media nonkonvensional merupakan bahan yang tidak biasa digunakan dalam membuat karya seni, seperti melukis dengan sumbo atau pewarna makanan, melukis dengan pasir, patung dari limbah plastik dan lain sebagainya.
Media seni rupa memiliki karakteristik masing-masing. Antara media yang satu dengan media yang lain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing Entah itu dari cara penggunaan, sifat, maupun tingkat kesulitan, seperti karakteristik cat air berbeda dengan cat akrilik, pensil berbeda dengan crayon dan sebagainya. Penggunaan setiap media tergantung pada jenis karya yang akan dibuat, selain itu juga harus dipahami sifat media yang akan digunakan. Media atau bahan dapat diklasifikasikan menjadi bahan cair dan bahan padat. Bahan cair diantaranya yaitu cat air, cat minyak, tinta, spidol, yang termasuk bahan padat adalah tanah liat, bubur kertas, plastisin, adonan tepung, arang, krayon, dan sebagainya. Dari semua bahan tersebut mempunyai sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya (Sunaryo, 2010: 51).
Selain bahan, teknik juga termasuk di dalam media. Teknik merupakan cara seniman dalam mengolah bahan dengan alat tertentu. Menurut Rondhi (2002: 26), ada dua teknik dalam berkarya seni yaitu tenik umum dan teknik khusus. Teknik umum merupakan teknik yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, seperti memahat, menggaris dan lain sebagainya. Sedangkan teknik khusus merupakan teknik dalam berkarya seni yang khas dan tidak biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, yang merupakan pengembangan teknik umum secara personal seni rupa anak-anak, menggambar atau melukis merupakan kegiatan primadona.

Bahan Menggambar atau Melukis

Syakir dan Mujiyono (2007) menerangkan bahwa bahan yang paling diperlukan dalam menggambar adalah kertas. Namun dalam perkembangnya, menggambar tidak saja terpaku pada kertas saja akan tetapi meluas sifat permukaannya. Syaratnya adalah memiliki permukaan yang agak luas bisa berupa kanvas, kain, atau permukaan keramik dan lain sebagainya.

Alat untuk Menggambar untuk Anak
1. Alat untuk Teknik Kering
a. Pensil
b. Papan Gambar
c. Penghapus
d. Crayon/ Pastel
e. Pena dan Tinta
2. Alat untuk Menggambar dengan Teknik Basah
a. Spidol dan Tinta
b. Cat Air dan Cat Minyak
c. Paper Stumps
d. Cutter dan Peruncing
e. Kuas

Alat Teknik Kering

















AAlat Teknik Basah
Alat-alat yang dipergunakan sangat mempengaruhi teknik-teknik yang kita terapkan dalam proses menggambar atau melukis.. Pemanfaataan alat secara maksimal dengan dikuasainya kualitas teknik yang optimal akan dihasilkan gambar yang baik.
a. Teknik Linear
Teknik ini biasanya lebih banyak menggunakan media pensil dan pena. Untuk dapat menghasilkan arsiran dengan garis yang kecil maka perlu menggunakan pensil yang agak runcing dan keras sedangkan untuk garis tebal maka pensil tidak usah diruncingkan. Tingkat kemiringan juga akan menghasilkan goresan yang bervariasi.
b. Teknik Menggambar dengan Penghapus
Penghapus tidak saja difungsikan untuk membuang garis atau bentuk yang salah tetapi juga dapat digunakan untuk membuat tanda dalam bentuk kekhasannya yaitu berupa warna putih atau menyisakan warna asli kertas.
c. Line and Wash atau Teknik Basah
Line dan wash merupakan teknik dalam menggambar yang menggunakan media basah. Line dan wash merupakan teknik yang atraktif dan ekspresif. Digambar dengan garis yang lembut dan sapuan kuas secara bersama-sama dengan keselarasan yang sempurna. Garis dapat diproduksi dengan pensil dan pena yang memberikan struktur penekanan yang esensial kemudian disapu dengan menggunakan sapuan kuas tinta atau cat air untuk memberikan efek bentuk, gerakan, dan pencahayaan.
d. Blending
            Dalam subyek gambar pemandangan misalnya, nada blending dapat digunakan sebagai sarana untuk memberi kesan lembut, awan atau atmosfir yang lembut dan mampu menciptakan efek jarak, ruang, dan atmosfir.
Teknik ini juga digunakan untuk fungsi yang lain, misalnya untuk mendefinisikan bentuk dan volume sebuah obyek dengan menggunakan gradasi dari terang menuju gelap, detail, dan garis yang lembut, memberi kesan permukaan yang halus, nada pencahayaan, dan menyajikan bentuk secara keseluruhan
e. Frottage
            Ini adalah metode mendapatkan efek pola tekstur dalam gambar dengan cara menempatkan lembar kertas di atas permukaan yang memiliki tekstur seperti kayu, batu keras, dengan menggunakan pensil yang lunak, charcoal, atau pastel sehingga efek tekstur didapatkan pada kertas.
f. Teknik Tiupan
            Caranya adalah dengan mengaduk cat warna yang diiinginkan di dalam tube dengan diberi air yang secukupnya sehingga adukan cat menjadi agak encer. Setelah itu, cat yang encer diambil dengan kuas atau menggunakan pipet untuk dtempatkan pada kertas dalam jumlah yang agak banyak. Setelah itu gumpalan cat yang cair dalam jumlah cukup banyak tersebut ditiup dengan arah yang bervariatif. Ada yang ditiup agak keras dan pelan-pelan serta ditiup dengan tempo yang pendek maupun panjang.
            Hasilnya sungguh sangat atratktif. Kesan berkarya seni rupa menjadi sangat menyenangkan anak-anak. Tanpa sadar anak-anak telah menghasilkan sebuah karya seni abstrak yang sangat menarik dan indah.
g. Teknik Lukisan Jari
            Teknik ini juga sangat disukai oleh anak-anak karena sifatnya yang sangat mirip sekali dengan bermain ular-ularan. Dengan cara menempatkan cat yang masih basah yang telah dicampur dengan bahan alat makanan sehingga tidak mudah

DAFTAR PUSTAKA
   Bastomi, Suwaji. 2003. Kritik Seni. Bahan Ajar. Semarang: Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Sunaryo, A. 2010. “Bahan Ajar Seni Rupa”. Buku Ajar. Semarang: UNNES
Sunaryo, Aryo. 2009. Bahan Ajar Seni Rupa 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI SEUTUHNYA

Seutuhnya Terlahir dengan ego Kemudi menuju harapan Penuh kesengsaraan nestapa Hanya, hanya dan hanya untuk dirimu sendiri ...