KAJIAN SENI RUPA ANAK
Konsep
dan Jenis Media Karya Seni Rupa Anak
Dosen
pengampu :
Drs Petrus C. Ismiyanto, MPd.
NIP. 195312021986011001
Disususn
oleh :
Dwi
Endah Ciswiyati
2401414054
Jurusan
Seni Rupa
Fakultas
Bahasa dan Seni
Universitas
Negeri Semarang
2017
3.1. KONSEP MEDIA SENI RUPA ANAK
Menurut
Susanto ( 2011:255) medium adalah bentuk tunggal dari kata “ media” yang
berarti perantara atau penengah. Biasa dipakai untuk menyebut berbagai hal yang
berhubungan dengan bahan (termasuk alat dan teknik) yang dipakai dalam berkarya
seni. Jadi Media identik dengan alat , bahan dan teknik.
Media
berasal dari kata medium yang artinya tengah. Medium dalam konteks ilmu bahan
berarti bahan pengikat, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat bahan lain agar
menjadi satu (Rondhi 2002: 22).
Menurut
Hajar Parmadi Ragam atau corak adalah sesuatu yang menjadi ciri khas gambar. Gambar
anak juga mempunyai ragam dan gaya yang khas. Beberapa ahli memberi keterangan,
bahwa ragam anak tidak dapat diketahui jumlahnya. Sebanyak anak yang ada adalah
sebanyak itu pula ragam gambarnya. Namun demikian ragam gambar anak itu
tergantung pada beberapa hal:
(a)
Medium atau bahan yang digunakan untuk berkarya,
(b)
Cara mengungkapkan yang khas anak sesuai dengan usia perkembangannya,
(c)
Pengaruh internal dari keluarga sebagai faktor turunan, namun hal yang terakhir
ini belum semuanya para ahli menerimanya.
Faktor terakhir ini juga merupakan faktor yang
tidak mutlak. Menggambar adalah usaha untuk mengutarakan pendapat, jika pada
suatu saat anak sulit mengutarakan pendapat, maka anak akan merasa pekerjaan
dan perasaannya belum tuntas. Pada kesempatan ini dibahas tentang faktor bahan
atau media sangat menentukan kelancaran menggambar; bagi anak-anak yang tidak menguasai
bahan atau medium untuk berkarya seni rupa akan mengalami keterlambatan.
Keterlambatan menguasai bahan dan peralatan biasanya mempengaruhi kelancaran
mengutarakan pendapat. Di samping itu, melalui pemahaman mengenai medium
tersebut akan memunculkan ragam karya yang dihasilkan.
a. Karya tersebut
sebagai karya murni hanya digunakan untuk mengutarakan;
b. Karya terapan yaitu
karya gambar atau bentuk yang dan berfungsi praktis;
c. Karya modifikasi yang berguna untuk
mengganti objek asli ketika berekspresi tidak ada dalam lingkungan anak.
Menurut
Rondhi (2002: 25) karya seni rupa dibuat dari berbagai bahan, alat, dan teknik
tertentu. Bahan adalah material yang diolah atau diubah sehingga menjadi
barang yang kemudian disebut karya seni. Alat adalah perkakas untuk mengerjakan
sesuatu yaitu material. Dan teknik adalah cara yang digunakan dalam
memanipulasi bahan dengan alat tertentu.
Menurut
Haryanto (2007: 2) secara umum media terbagi menjadi media desain, yaitu
pengetahuan tentang bahan, alat, dan proses dalam desain dan produk desain;
media komunikasi yaitu mengenai bahan, alat, dan proses dalam komunikasi dan
jenis produknya; dan media seni rupa yaitu tentang pengetahuan bahan, alat, dan
proses atau teknik dalam seni rupa dan jenis produk seni rupa.
Sedangkan
menurut Sunaryo (2010: 29) media ialah alat dan bahan, serta perlengkapan yang
biasa digunakan untuk memproduksi karya seni rupa, termasuk cara
menggunakannya. Rossi (dalam Sanjaya, 2006: 163) mengemukakan bahwa media
adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dicapai untuk tujuan pendidikan. Media
dalam pengertian seni rupa berbeda dengan media dalam pengertian sebagai alat
komunikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Susanto,Mikke . 2011. Diksi Rupa : Kumpulan Istilah dan Gerakan
Seni Rupa Baru . Yogjakarta:DictiArt Lab & Djagat Art House
Haryanto. 2007. “Media, Seni Rupa, Desain, dan
Craft”. Handout Mata Kuliah Media Seni Rupa. Jurusan Seni Rupa. UNNES.
Sanjaya,
W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rondhi, Moh dan Anton Sumartono. 2002. Paparan
Perkuliahan mahasiswa: Tinjauan Seni Rupa I. Semarang: Unnes Press.
Bastomi,
Suwaji.2012. Sejarah Seni Rupa
Indonesia:Prasejarah Hindu Islam.Semarang:UNNES Press
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta:PT Indeks.
Bastomi,
Suwaji.2014.Apresiasi Kreaif: Kumpulan
Makalah Tahun Delapan Puluhan .Semarang:UNNES Press
3.2.JENIS – JENIS MEDIA BERKARYA
SENI RUPA ANAK
Menurut
Bastomi (2003: 92) setiap bahan memiliki sifat khusus yang menjadi
karakteristiknya. Karakterisitik bahan ditentukan oleh beberapa aspek, yaitu :
1)Keindahan yang terkandung didalam bahan. Setiap bahan memiliki keindahan
sendiri, terutama pada warna. Warna asli yang ada dalam bahan banyak mempengaruhi
keindahan hasil karya seni. 2)Tekstur, barik, atau kesan permukaan bahan.
Tekstur itu sendiri dapat ditentukan oleh warna. Deretan warna bergelombang
dapat memberi kesan permukaan yang tidak rata, sedangkan warna polos cenderung
memberi kesan permukaan rata. 3)Keras dan lunaknya bahan. Bahan yang keras
memberi kesan berat, dan bahan yang lunak memberi kesan ringan. Topeng yang
terbuat dari besi akan terkesan keras daripada topeng yang terbuat dari karet.
Pada
dasarnya, bahan yang digunakan untuk berkarya seni pada anak sangat banyak
tergantung dari kemampuan dalam memilihnya. Bahan-bahan tersebut dapat
diperoleh dari alam lingkungan atau dari toko yang sudah menjual bahan-bahan
praktis, bahkan dapat pula menggunakan bahan-bahan limbah atau daur ulang.
Bahan
merupakan material yang diolah atau diubah sehingga menjadi barang yang disebut
dengan karya seni (Rondhi, 2002: 25). Dalam pembuatan karya seni digunakan
media konvensional dan media nonkonvensional. Media konvensional merupakan
media yang biasa digunakan dalam membuat karya seni rupa, seperti crayon, cat
air, kanvas, kertas dan lain sebagainya. Sedangkan media nonkonvensional
merupakan bahan yang tidak biasa digunakan dalam membuat karya seni, seperti
melukis dengan sumbo atau pewarna makanan, melukis dengan pasir, patung dari
limbah plastik dan lain sebagainya.
Media
seni rupa memiliki karakteristik masing-masing. Antara media yang satu dengan
media yang lain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing Entah itu dari
cara penggunaan, sifat, maupun tingkat kesulitan, seperti karakteristik cat air
berbeda dengan cat akrilik, pensil berbeda dengan crayon dan sebagainya.
Penggunaan setiap media tergantung pada jenis karya yang akan dibuat, selain
itu juga harus dipahami sifat media yang akan digunakan. Media atau bahan dapat
diklasifikasikan menjadi bahan cair dan bahan padat. Bahan cair diantaranya
yaitu cat air, cat minyak, tinta, spidol, yang termasuk bahan padat adalah
tanah liat, bubur kertas, plastisin,
adonan tepung, arang, krayon, dan sebagainya. Dari semua bahan tersebut
mempunyai sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya (Sunaryo, 2010:
51).
Selain
bahan, teknik juga termasuk di dalam media. Teknik merupakan cara seniman dalam
mengolah bahan dengan alat tertentu. Menurut Rondhi (2002: 26), ada dua teknik
dalam berkarya seni yaitu tenik umum dan teknik khusus. Teknik umum merupakan
teknik yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, seperti memahat, menggaris
dan lain sebagainya. Sedangkan teknik khusus merupakan teknik dalam berkarya
seni yang khas dan tidak biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, yang merupakan
pengembangan teknik umum secara personal seni rupa anak-anak, menggambar atau
melukis merupakan kegiatan primadona.
Bahan Menggambar atau Melukis
Syakir dan Mujiyono (2007)
menerangkan bahwa bahan yang paling diperlukan dalam menggambar adalah kertas.
Namun dalam perkembangnya, menggambar tidak saja terpaku pada kertas saja akan
tetapi meluas sifat permukaannya. Syaratnya adalah memiliki permukaan yang agak
luas bisa berupa kanvas, kain, atau permukaan keramik dan lain sebagainya.
Alat untuk
Menggambar untuk Anak
1. Alat untuk Teknik
Kering
a. Pensil
b. Papan Gambar
c. Penghapus
d. Crayon/ Pastel
e. Pena dan Tinta
2. Alat untuk Menggambar dengan Teknik Basah
a. Spidol dan Tinta
b. Cat Air dan Cat Minyak
c. Paper Stumps
d. Cutter dan Peruncing
e. Kuas
Alat Teknik Kering
AAlat Teknik Basah
Alat-alat yang dipergunakan sangat mempengaruhi
teknik-teknik yang kita terapkan dalam proses menggambar atau melukis..
Pemanfaataan alat secara maksimal dengan dikuasainya kualitas teknik yang
optimal akan dihasilkan gambar yang baik.
a. Teknik Linear
Teknik ini biasanya lebih
banyak menggunakan media pensil dan pena. Untuk dapat menghasilkan arsiran
dengan garis yang kecil maka perlu menggunakan pensil yang agak runcing dan
keras sedangkan untuk garis tebal maka pensil tidak usah diruncingkan. Tingkat
kemiringan juga akan menghasilkan goresan yang bervariasi.
b. Teknik Menggambar dengan Penghapus
Penghapus tidak saja
difungsikan untuk membuang garis atau bentuk yang salah tetapi juga dapat
digunakan untuk membuat tanda dalam bentuk kekhasannya yaitu berupa warna putih
atau menyisakan warna asli kertas.
c. Line and Wash atau Teknik
Basah
Line
dan wash merupakan teknik dalam menggambar yang menggunakan media
basah. Line dan wash merupakan teknik yang atraktif
dan ekspresif. Digambar dengan garis yang lembut dan sapuan kuas secara
bersama-sama dengan keselarasan yang sempurna. Garis dapat diproduksi dengan
pensil dan pena yang memberikan struktur penekanan yang esensial kemudian
disapu dengan menggunakan sapuan kuas tinta atau cat air untuk memberikan efek
bentuk, gerakan, dan pencahayaan.
d. Blending
Dalam
subyek gambar pemandangan misalnya, nada blending dapat digunakan sebagai
sarana untuk memberi kesan lembut, awan atau atmosfir yang lembut dan mampu
menciptakan efek jarak, ruang, dan atmosfir.
Teknik ini juga digunakan untuk fungsi yang lain,
misalnya untuk mendefinisikan bentuk dan volume sebuah obyek dengan menggunakan
gradasi dari terang menuju gelap, detail, dan garis yang lembut, memberi kesan
permukaan yang halus, nada pencahayaan, dan menyajikan bentuk secara
keseluruhan
e. Frottage
Ini
adalah metode mendapatkan efek pola tekstur dalam gambar dengan cara
menempatkan lembar kertas di atas permukaan yang memiliki tekstur seperti kayu,
batu keras, dengan menggunakan pensil yang lunak, charcoal, atau pastel
sehingga efek tekstur didapatkan pada kertas.
f. Teknik Tiupan
Caranya
adalah dengan mengaduk cat warna yang diiinginkan di dalam tube dengan diberi
air yang secukupnya sehingga adukan cat menjadi agak encer. Setelah itu, cat
yang encer diambil dengan kuas atau menggunakan pipet untuk dtempatkan pada
kertas dalam jumlah yang agak banyak. Setelah itu gumpalan cat yang cair dalam
jumlah cukup banyak tersebut ditiup dengan arah yang bervariatif. Ada yang
ditiup agak keras dan pelan-pelan serta ditiup dengan tempo yang pendek maupun
panjang.
Hasilnya
sungguh sangat atratktif. Kesan berkarya seni rupa menjadi sangat menyenangkan
anak-anak. Tanpa sadar anak-anak telah menghasilkan sebuah karya seni abstrak
yang sangat menarik dan indah.
g. Teknik Lukisan Jari
Teknik
ini juga sangat disukai oleh anak-anak karena sifatnya yang sangat mirip sekali
dengan bermain ular-ularan. Dengan cara menempatkan cat yang masih basah yang
telah dicampur dengan bahan alat makanan sehingga tidak mudah
DAFTAR PUSTAKA
Bastomi,
Suwaji. 2003. Kritik Seni. Bahan Ajar.
Semarang: Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
Sunaryo, A. 2010. “Bahan
Ajar Seni Rupa”. Buku Ajar. Semarang: UNNES
Sunaryo, Aryo. 2009. Bahan Ajar Seni Rupa 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar