Sabtu, 19 November 2016


Kritik Seni "Mupeng Cingur"



Ebby Dwijaya adalah perupa muda kelahiran Probolinggo 7 Februari 1992  yang telah menapaki berbagai ranah pameran dalam maupun di luar negeri salah satunya adalah Pameran “ART KUDOS 2015 International Competition”,  Upstream People Gallery, USA dan beberapa kota besar di Indonesia  seperti Jakarta,  Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Bandung. Berbagai event Pameran telah diikuti saat Ebby masih menempuh pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya hingga sampai saat ini, perupa muda ini masih eksis di kancah dunia seni rupa. Ebby Dwijaya mulai aktif mengikuti berbagai pameran pada semester 5 tepatnya tahun 2013 . Kiprahnya dimulai sejak tahun 2013 , pada tahun pertama ini banyak pameran yang telah diaikuti yaitu dalam Pameran “Surabaya Move On#2” di TBSK (Taman Bermain Serbuk Kayu) Surabaya , Pameran “Saatnya Kita Beraksi” di  Festival Indonesian Youth Conference Gedung Annex Building  Jakarta,  dan Pameran “Bufallo Gathering#2”di  Gedung T3 Lt.2 UNESA Surabaya .
Perupa muda lulusan  S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Surabaya memiliki komitmen yang tidak dapat diragukan lagi. Pola berkarya Ebby selalu menampilkan seri baru di tahun yang baru dengan menampilkan gaya dan gagasan yang berbeda disetiap tahunnya. Ebby mewujudkan imajinasinya dengan meleburkan beberapa gaya bahasa visual seperti, street art, ilustrasi, komik imajinatif , abstrak ekspresionis, digital effect, typografi dan beberapa gaya visual lainnya.
Dari segi media yang digunakan juga bermacam-macam dari media yang bersifat kering hingga basah, seperti cat acrylic, aerosol, tinta, cat air, pensil hingga soft pastel. Dalam Proses kreatifnya Ebby juga menambrak dua pola kerja yang bersebrangan, yaitu pola kerja yang bersifat craftskill yang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan, pola kerja ini terlihat dari teknik pointilisnya dalam penciptaan figure orang dalam karyanya. Lalu pola kerja yang berseberangan yaitu terlihat dari garis-garis ekpresionis yang bersifat merusak dan ekspresif dimana peredaman emosi dalam hal ini sangat berperan penting. Hal ini dapat kita lihat pada  coretan warna merah, putih, kuning, ungu, dan biru. Dalam segi teknik, ada beberapa teknik yang digunakan, mulai dari teknik stensil, drawing, cetak saring, aerosol dan hingga sapuan kuas.
Ebby menghadirkan sebuah lukisan dengan judul “ Mupeng Cingur (Delivery Order)”  dengan mencoba memahamkan“Apa yang tak mungkin oleh sebuah teknologi!” , kata yang telah menjadi pola piker masyarakat saat ini. Dari berbagai pengalaman yang terjadi saat ini semakin yakin dan mengiyakan kata-kata sombong dan sok tersebut karena terlalu cepat masyarakat kita meresap teknologi. Realitanya kita sudah banyak yang dibantu oleh berbagai perangkat teknologi yang mampu melipat waktu dan jarak, hal ini mempermudah dan menyingkat
Pola kehidupan masyarakat sebelumnya. Peranan teknologi yang semakin lama semakin merakyat, semakin menjangkau dan meresap sampai lapisan rakyat paling bawah. Hal ini tidak terlepas dari sifat dan gaya hidup masyarakat indonesia yang kenyataannya dilapangan memiliki daya konsumtif tingkat lanjut dan sifat latah yang kronis, dibandingkan Negara berkembang lainnya. Oleh karena itulah Indonesia menjadi sasaran empuk para kapitalis.
Karya “Mupeng Cingur (Delivery Order)”  ini memiliki daya tarik tersendiri yaitu dengan adanya susunan balok kayu dan figure kecil berterbangan saling komunikasi berkelompok yang merupakan perwujud dan prinsip Ebby yaitu agar karyanya bisa dikomunikasikan dan dinikmati anak kecil hingga dewasa, karena figure dan balok kayu tersebut menarik perhatian anak-anak yang melihatnya jadi tidak hanya orang dewasa yang dapat menikmati karya ini. Figure kecil dan balok kayu diartikan sebagai tempat makhluk sosial  harus bersosialisasi dan berinteraksi agar terjalin hubungan satu sama lain.
Karya Ebby ini merupakan karya baru dibuat tahun 2016 tetapi sebelumnya pernah dipamerkan di Pameran Koalisi Berseni Project “Art Akulturasi”, Gallery House Of Sampoerna, Surabaya. Karya ini tidak masuk dari garis besar karyanya secara konsep. Karena sebelumnya karya Ebby ini memiliki tema yang telah disepakati di Hotel Sampurna yaitu bertema Akulturasi Budaya .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI SEUTUHNYA

Seutuhnya Terlahir dengan ego Kemudi menuju harapan Penuh kesengsaraan nestapa Hanya, hanya dan hanya untuk dirimu sendiri ...